Logo

Info Kegiatan

MA Zainul Hasan 1 Genggong Gelar Dauroh Tadribiyah Program Tahqiq Qiroatil Kutub

Genggong – Program Tahqiqu Qiroatil Kutub MA Zainul Hasan 1 Genggong kembali menggelar Dauroh Tadribiyah dengan tema “Meneladani Nun Tuhfah Genggong: Produktif Menulis di Usia Belasan Tahun”. Acara yang mengusung tagline Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Santri Akhir ini diselenggarakan di Aula Rusaifah MA ZAHA pada Rabu, 27 Shafar 1447 H/20 Agustus 2025 M.

Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh santri kelas XII Program Tahqiq sebagai bekal awal dalam menggarap Tugas Akhir. Nantinya, para santri akan mengerjakan karya ilmiah berupa Syarah/Ta’liqot dan terjemah kitab. Tahun ini, secara khusus kitab yang akan dijadikan objek adalah karya-karya agung Nun Tuhfah bin KH. Nahrowi bin KH. Moh. Hasan, seorang ulama muda Genggong yang dikenal sangat produktif menulis sejak usia dini.

Ketua Program Tahqiq, Ustaz Fakhrurrozi, S.Hi., menjelaskan alasan pemilihan tema tersebut.

“Nun Tuhfah adalah figur inspiratif. Perkiraan usia beliau saat mulai menulis sekitar 17 tahun, bahkan ada sumber valid yang menyebut sejak umur 11 tahun beliau sudah menulis. Setidaknya sudah ada tiga kitab nadzom karya beliau yang ditashih tim Turots Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, yakni Mirqotul Ulum (fan Nahwu), Hidayatul Athfal (fan Shorrof, khusus membahas i’lal), dan Tuhfatul Akaraim (fan ilmu Tajwid),” tuturnya.

Sebagai narasumber utama, hadir Ustaz H. Abu Yazid Adnan, M.Hi., yang dikenal memiliki sanad keilmuan bersambung hingga kepada Nun Tuhfah. Beliau bahkan menghafal serta mempelajari kitab nadzom Mirqotul Ulum karya Nun Tuhfah—kitab nahwu kedua yang beliau pelajari setelah Jurmiyah—langsung kepada gurunya, Almarhum Nun Basith. Dalam paparannya, Ustaz Yazid menekankan pentingnya produktivitas literasi santri agar karya tulis mereka dapat menjadi warisan keilmuan sebagaimana para ulama terdahulu.

Acara yang dimoderatori Ustaz Zarkasi ini juga menjadi penanda iftitah (pembukaan) rangkaian tugas akhir Program Tahqiq. Program ini sendiri merupakan salah satu unggulan MA Zainul Hasan 1 Genggong, yang menjadi implementasi visi madrasah: “Madrasah berbasis pesantren dan teknologi”. Kepala madrasah, Nun Ahsan Maliki, M.Pd., dalam berbagai kesempatan selalu menegaskan pentingnya visi tersebut agar santri mampu menjawab tantangan zaman dengan tetap menjaga tradisi keilmuan pesantren.

Selain Tahqiq, MA ZAHA juga memiliki program unggulan lain, seperti Prodistik (berbasis IT) dan Tahfidzul Qur’an. Dengan demikian, santri tidak hanya ditempa dalam bidang keagamaan, tetapi juga keterampilan teknologi dan hafalan Al-Qur’an.

Melalui Dauroh Tadribiyah ini, para pengelola Program Tahqiq berharap para santri lebih bersemangat dalam membangun budaya literasi dan menghasilkan karya ilmiah berkualitas mumtaz, selaras dengan slogan madrasah: “MA ZAHA Mumtaz.”

Document