Soroti Krisis Moral di era tik tok: Alumni MA ZAHA 1 Genggong, Sinta Nuriyah, Juara 1 KTIQ MTQ XXXI Provinsi Jawa Timur 2025
Jember – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh alumni Madrasah Aliyah Zainul Hasan (MA ZAHA) 1 Genggong. Sinta Nuriyah, lulusan tahun 2018 yang pernah menjabat Ketua OSIS MA ZAHA (2017–2018), berhasil meraih Juara 1 Cabang Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ) dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-XXXI Tingkat Provinsi Jawa Timur, yang berlangsung di UIN KHAS Jember, Jumat (19/9/2025).
Cabang KTIQ berbeda dengan lomba tilawah atau tahfiz karena peserta diminta menyusun karya ilmiah sesuai tema yang telah ditentukan, kemudian diuji kembali dengan presentasi dan sesi tanya jawab. Sinta mengatakan bahwa pada babak penyisihan, ia bekerja selama 9 jam penuh untuk menulis karya tulisnya. Pada tahap semifinal diberi waktu 8 jam, kemudian di final tantangannya berubah menjadi presentasi selama 5 menit, lalu tanya jawab selama 15 menit dengan dewan hakim.
Dalam babak final, Sinta tampil meyakinkan dengan nomor peserta 2213 mewakili Kabupaten Jember. Ia mengangkat judul karya “Simfoni Moral Anomie: Potret Krisis Martabat di Altar Popularitas dalam Hegemoni Algoritma Digital”. Topik ini dipilih untuk menyoroti fenomena sosial media, seperti konten live TikTok dengan adegan tak pantas, berjoget, hingga mandi lumpur, yang dinilai berkontribusi pada degradasi moral bangsa.
“Dalam karya ini saya menekankan bagaimana hegemoni algoritma digital dan monetisasi gift di TikTok mendorong lahirnya konten viral meskipun harus menabrak batas etika. Paradoks moral terjadi karena masyarakat sendiri turut memberi panggung pada konten negatif tersebut,” jelas Sinta.
Perjalanan Sinta di cabang KTIQ tidaklah mudah. Dari 46 peserta putra dan putri se-Jawa Timur, ia menempuh tiga babak:
Babak penyisihan dengan tema “Al-Qur’an dan Pengentasan Kemiskinan”, Sinta menulis tentang fenomena “Serakahnomics”—kritik Presiden RI Prabowo Subianto terhadap praktik ekonomi rakus yang merugikan masyarakat.
Babak semifinal dengan tema “Al-Qur’an dan Defisit Moral Bangsa”, ia menyusun naskah “Krisis Martabat di Altar Popularitas” dan kembali menempati peringkat pertama golongan putri.
Babak final, ia mempresentasikan karya selama 20 menit (5 menit presentasi dan 15 menit tanya jawab) hingga akhirnya dinobatkan sebagai juara pertama.
Sinta yang kini menempuh studi S2 Pendidikan Fisika di Universitas Negeri Malang dengan beasiswa LPDP, mengaku awal mula ketertarikannya menulis karya ilmiah bermula sejak menjadi santri MA ZAHA.
“Belajar menulis karya ilmiah sejak di MA Zainul Hasan 1 Genggong melalui Tugas Akhir Prodistik dan diuji di depan penguji, adalah pijakan awal saya. Dari situlah saya belajar konsisten hingga akhirnya bisa sampai di sini,” ungkapnya penuh syukur.
Keberhasilan ini bukan hanya prestasi pribadi, tetapi juga bukti nyata bahwa santri alumni pesantren memiliki daya saing di tingkat akademik dan ilmiah. Bagi MA ZAHA, capaian Sinta menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya untuk terus berprestasi, baik di ranah keagamaan, akademik, maupun sosial.



