Menjadi Wali Karena بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Syaikh Fariduddin Al-Atthar di dalam kitab Tadzkiratul Auliya meriwayatkan kisah taubatnya Bisyr Al Hafi, seorang sufi besar, guru dari Imam Ahmad bin Hanbal. Masyhur dikisahkan bahwa Bisyr tidak pernah memakai alas kaki ke manapun berpergian. Karomah Bisyr yg terkenal adalah semasa beliau hidup tak ada seekor keledai pun yang membuang kotoran sembarangan di jalanan kota Baghdad. Padahal keledai adalah tunggangan masyarakat umum pada waktu itu. Allah seakan melarang binatang-binatang itu membuang kotoran di jalan untuk menghormati Bisyr Al Hafi yang berjalan tanpa alas kaki.
Sewaktu muda, Bisyr adalah seorang pemuda berandalan. Hari-harinya d isi dengan bermaksiat, bermabuk-mabukan, dan kerap berbuat onar, serta mendengarkan musik ditemani para budak-budak wanita. Suatu hari dalam keadaan mabuk, ia berjalan terhuyung-huyung. Tiba-tiba ia temukan secarik kertas bertuliskan : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bisyr lalu membersihkan kertas itu dari kotoran yang menempel, membeli minyak wangi untuk memerciki kertas tersebut kemudian menyimpannya di tempat yang tinggi di rumahnya. Malam harinya Bisyr bermimpi mendengar suara yang amat jelas, "Demi Kebesaran-Ku, Engkau telah mensucikan nama-Ku, maka Aku pun akan mensucikan dirimu di dunia dan di akhirat. Engkau telah mengharumkan nama-Ku, maka Aku pun akan mengharumkan dirimu di dunia dan di akhirat. Engkau telah meninggikan nama-Ku, maka Aku pun akan meninggikan dirimu di dunia dan di akhirat".
Ketika bangun dari tidurnya ia merasakan seluruh hasrat maksiat di dalam dirinya seakan hilang. Ia begitu ingin bertaubat dan kembali kepada Allah. Maka ia pun berpamitan kepada teman-teman lamanya, “Sahabat, aku dipanggil, oleh karena itu aku harus meninggalkan tempat ini. Selamat tinggal! Kalian tidak akan pernah melihat diriku lagi dalam keadaan yang seperti ini.”
Sejak itulah, Bisyr berubah dan menjadi pribadi yang sholeh dan bertakwa. Ia sibukkan dirinya dengan menimba ilmu kepada para ulama dan bergaul dengan orang-orang sholeh. Ia pijakan kakinya di atas jejak tuntunan Rasulullah SAW. Berawal dari memuliakan : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Hingga akhirnya Allah mengangkatnya sebagai salah satu kekasihnya ( Waliyulloh)
Kamis, 5 Juni 2025
Munir Alfaridz
Guru Ushul Fikih
MA Zaha 1 Genggong
← Kembali