Merubah Madzhab Pendidikan (Back to Kindness strategy from Reward n Punishment)

Oleh: Munir Alfaridz
Pergeseran Pola Pendidikan Anak/Murid ke Strategi Kebaikan. Pola pendidikan anak yang selama ini cenderung berfokus pada imbalan (reward) untuk perilaku baik dan hukuman (punishment) untuk perilaku buruk, kini banyak pihak menyarankan untuk bergeser ke pendekatan yang lebih holistik dan berpusat pada kebaikan (kindness strategy).
Mengapa Perlu Bergeser?
- Efek Jangka Pendek vs. Jangka Panjang: Strategi imbalan dan hukuman sering kali hanya efektif dalam jangka pendek untuk mengubah perilaku. Anak mungkin patuh karena takut dihukum atau ingin mendapatkan hadiah, bukan karena memahami mengapa suatu perilaku itu penting. Dalam jangka panjang, contohnya dulu anak saya kalau mau minta uang jajan lebih selain uang sangu Sekolah. dia kalau har jumat baca solawat di masjid dengan menunjukkan tasbih digital ( imbalannya 2x lipat dari hasilnya. Misal dapat 1000 Solawat Maka dia medadapatkan hadiah 2000 Rupiah) ini bisa merusak motivasi intrinsik dan kemampuan anak untuk membuat pilihan moral sendiri.
- Fokus pada Kontrol Eksternal: Pendekatan imbalan-hukuman terlalu mengandalkan kontrol eksternal. Anak belajar untuk bergantung pada validasi atau konsekuensi dari orang dewasa, daripada mengembangkan disiplin diri dan rasa tanggung jawab internal.
- Merusak Hubungan: Hukuman, terutama yang keras atau tidak konsisten, dapat merusak hubungan antara orang tua/pengasuh dan anak atau Guru dan Murid dll. Anak bisa menjadi takut, memberontak, atau menyembunyikan kesalahan. Sementara itu, imbalan berlebihan bisa membuat anak menjadi materialistis atau hanya bertindak demi keuntungan pribadi.
- Mengabaikan Akar Masalah: Perilaku buruk anak seringkali merupakan gejala dari kebutuhan yang tidak terpenuhi, emosi yang belum terproses dengan tuntas, atau kurangnya keterampilan tertentu. Strategi imbalan-hukuman cenderung hanya menangani gejala tanpa menggali akar masalahnya.
Apa itu Strategi Kebaikan (Kindness Strategy)? الانسان عبد الاحسان
Manusia itu lebih mudah tunduk pada kebaikan. ( misal ada Cowok ucapanya baik. Prilakunya baik. Wajahnya baik. Hartanya baik. Pasti cewek lebih mudah jatuh cinta)
Strategi kebaikan adalah pendekatan pendidikan yang menekankan pada empati, pengertian, komunikasi terbuka, dan pembentukan karakter positif melalui contoh dan bimbingan yang penuh kasih sayang. Ini bukan berarti tanpa batas atau konsekuensi, melainkan bagaimana batas dan konsekuensi tersebut disampaikan dan diterapkan.
Prinsip-prinsip utama Strategi Kebaikan meliputi:
- Memahami Perspektif Anak: Berusaha memahami mengapa anak melakukan sesuatu, bukan hanya fokus pada apa yang dilakukannya. Ini melibatkan mendengarkan, mengamati, dan berempati terhadap perasaan serta kebutuhan anak.
- Mengajarkan Empati dan Kasih Sayang: Orang dewasa menjadi model empati dan kebaikan. Anak diajarkan untuk memahami perasaan orang lain dan bertindak dengan belas kasih, bukan hanya demi mendapatkan imbalan atau menghindari hukuman.
- Fokus pada Pembelajaran dan Pertumbuhan: Kesalahan dipandang sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai kegagalan yang harus dihukum. Diskusi tentang konsekuensi alami dari tindakan membantu anak memahami dampak perilakunya.
- Membangun Koneksi dan Keamanan: Lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang membantu anak merasa nyaman untuk mengungkapkan diri dan belajar dari kesalahan tanpa rasa takut. Hubungan yang kuat antara anak dan orang dewasa menjadi fondasi pendidikan.
- Mengembangkan Keterampilan Hidup: Daripada hanya memberi perintah, orang dewasa membimbing anak untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, regulasi emosi, komunikasi efektif, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
- Disiplin Positif: Ini melibatkan penetapan batas yang jelas dan konsisten dengan cara yang menghormati anak, serta mengedukasi tentang konsekuensi logis atau alami dari tindakan mereka, alih-alih hukuman yang bersifat menghukum.
Manfaat Strategi Kebaikan:
- Membangun Motivasi Intrinsik: Anak belajar untuk melakukan hal yang benar karena itu adalah hal yang benar, bukan karena imbalan eksternal.
- Mengembangkan Keterampilan Sosial-Emosional: Anak menjadi lebih empatik, resilient, dan mampu mengelola emosi mereka dengan lebih baik.
- Meningkatkan Hubungan: Hubungan antara anak dan orang dewasa menjadi lebih kuat, didasarkan pada rasa percaya dan saling menghormati.
- Membentuk Karakter Kuat: Anak tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab, mandiri, dan memiliki nilai-nilai moral yang kuat.
Pergeseran ke Strategi Kebaikan adalah investasi jangka panjang dalam pembentukan pribadi anak yang seimbang, bertanggung jawab, dan berempati, melampaui kepatuhan sesaat yang didorong oleh imbalan atau hukuman.
Mari kita kalibrasi ulang regulasi emosi kita dalam Mengelola pendidikan menuju Indonesia yang lebih Baik
← Kembali